Dekat

on Jumat, 04 Januari 2013
Ia memiliki banyak nama, banyak tautan keagungan, juga tak sedikit celaan sebagai sekutu sesembahan. Dialah matahari yang kadang entah dengan tujuan apa, kita eja sebagai surya atau mentari.

Konon ia adalah satu diantara sekian banyak bintang yang bertebaran di langit. Hanya saja berbeda dengan bintang, matahari terlihat saat siang sedangkan bintang terlihat saat malam. Sepertinya mereka telah seiya berbagi peran. Begitu rapi mereka bersepakat, hingga matahari yang begitu agung diwaktu siang tetap saja tenggelam saat malam menjelang, memberikan waktu pada bintang untuk pamer keanggunan.

Seiring waktu manusia tahu, rupanya matahari tak mau begitu saja membiarkan dirinya diam tanpa peran saat malam. Bersekutu dengan bulan, ia berikan cahayanya pada bulan agar bulan berikan cahaya itu kembali untuk manusia. Matahari seperti tak mau membuang begitu saja pesona dan silau sinarnya, seolah ia ingin mengatakan pada manusia akulah kawan sejatimu karena aku paling dekat denganmu diantara bintang-bintang pengecut itu. Bintang-bintang ini jauh. Meski mungkin sebenarnya lebih menyilaukan dari matahari, tetap saja ia hanya tampak seperti titik yang menyedihkan jika tanpa kawan. Tapi tak pelak, ketika kawan-kawannya serempak datang, mereka cantik bukan kepalang. Aku tertegun. Seperti kanvas hitam yang dicoret dengan tinta warna kehidupan, bintang-bintang ini seolah berpesan jika harapan itu selalu ada. Hitam malam tak selalu berarti kelam katanya.

Sempurnalah malam jika juga bulan bersinar. Sinar yang sebenarnya bukan sinarnya. Tetapi kita tahu mereka tak bisa selalu bersama disepanjang penanggalan. Hanya saat tertentu bulan dan bintang tampak bersama. Ada saat bulan hanya sebagian menampakkan diri. Bulan sabit namanya. Begitu indah terlihat hingga sang dewa yang pernah dipuja mengambil rupa dari rupawan wajahnya. Sempurnalah malam jika demikian. Sayang sekali manusia kebanyakan terlelap, dan belum tentu bunga lelap mimpinya akan seindah tebaran bulan dan bintang. Mungkin ini takdir.

Dan matahari kembali bersinar, penanda hari mulai berganti. Manusia seolah diberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Manusia dan matahari tampaknya akan bersatu membentuk makna baru yang dinamakan Keberkahan.

0 komentar:

Posting Komentar