Manusia tampak selalu beranjak pada sebuah kata. Sesaat
menghirup jiwa dari resi-resinya yang hanya meninggalkan sabda. Sesaat lagi
saling bercengkrama tentang sesuatu yang tak ia pahami. Manusia pada akhirnya
memang hanya bisa berkata-kata
Manusia itu kemudian berjalan dihutan-hutan belantara untuk mencari
makna atas nama kebijakan. Ia membawa seuntai dogma yang ia sendiripun bahkan
tak tau apakah itu berguna untuknya. Manusia itu kemudian mengajarkannya kepada
murid-muridnya tentang apa yang ia dapati. “Lepaskan saja jubahmu, biar kami
tahu siapa engkau” kata muridnya sambil menangis menahan asa yang tak
terselesaikan. Sebuah kata yang berakhir pada penyesalan. Sebuah tujuan yang
terkapar tak tahu buat apa dia sekarang. Itulah makna-makna bertebaran atas
nama penghormatan. Manusia memang selalu kebingungan tentang siapa dirinya.
0 komentar:
Posting Komentar