Ya atau tidak sama sekali. Terkadang memang tak ada jalan tengah, dan
mengharuskan memilih antara dua sisi yang bertentangan. Jalan tengah
memang mengenakkan, cenderung aman dan sedikit, mungkin, memuaskan. Tapi
apalah arti sisi-sisi kalo seandainya harus dipilih jalan tengah?? Satu
sisi terkadang lahir tidak untuk berkompromi, meski godaan pragmatis
selalu ada. Sisi-sisi lahir untuk memberi pilihan, sebuah pilihan yang
seringkali ada untuk dimodifikasi, disintesa sedemikian rupa sehingga
melahirkan sisi-sisi yang lain, entah reproduksi yang bernuansa
pertentangan atau hanya omong kosong belaka. Pilihan selalu ada kata
mereka, tapi tidak untuk sisi yang ekstrim, begitulah kata sang pemuja
kejumudan.
Sisi seringkali mengalami ironi-ironi stagnasi,
yang dikomoditaskan atas nama kebebasan. Dengung perubahan selalu
memberi harapan, tapi mungkin saja tidak bagi sisi. Ia terkadang
memiliki dunia sendiri, dengan kamuflasenya yang sangat kreatif, sebuah
proses rasional yang seringkali menjebak pada ketidakrasionalan masal,
entah karena persepsi, pencitraan, atau bahkan mungkin adu domba khas
kolonial. Sisi bukan semata-mata pilihan, karenanya ia harus berpihak
pada fitrah keberpihakan keadilan. Subjektif, tapi jusru itulah arti
kemanusiaan bisa berwujud, dan karenanya bisa dipahami. Sisi adalah
tujuan pilihan yang semoga saja rasional. Sisi lain katanya selalu ada,
meski hanya satu sisi yang diakui kebenaran. Tapi bukankah tak ada
kebenaran yang abadi?? Sisi terkadang berkonfrontasi dengan waktu,
dengan kultur, dan pada akhirnya menjadi sejarah yang hanya dibaca
dibuku pelajaran dan bisa jadi hanya pajangan. Memahami sisi bukan hanya
bermimpi, tapi lebih dari itu, menjadi nyata untuk membawanya pada
realitas yang sesungguhnya, begitulah mungkin produksi sisi bermula. Ia
menjadi lemah karena tidak menarik, menjadi lemah karena represif
penguasa, atau bahkan menjadi lemah hanya gara-gara hasutan tak
berdasar. Tapi sisi tetap sisi, selalu menarik untuk disetubuhi, hingga
akhirnya kita sadar, ekstrimism adalah suatu keniscayaan.
0 komentar:
Posting Komentar