Sisi

on Senin, 02 September 2013
Ya atau tidak sama sekali. Terkadang memang tak ada jalan tengah, dan mengharuskan memilih antara dua sisi yang bertentangan. Jalan tengah memang mengenakkan, cenderung aman dan sedikit, mungkin, memuaskan. Tapi apalah arti sisi-sisi kalo seandainya harus dipilih jalan tengah?? Satu sisi terkadang lahir tidak untuk berkompromi, meski godaan pragmatis selalu ada. Sisi-sisi lahir untuk memberi pilihan, sebuah pilihan yang seringkali ada untuk dimodifikasi, disintesa sedemikian rupa sehingga melahirkan sisi-sisi yang lain, entah reproduksi yang bernuansa pertentangan atau hanya omong kosong belaka. Pilihan selalu ada kata mereka, tapi tidak untuk sisi yang ekstrim, begitulah kata sang pemuja kejumudan.

Sisi seringkali mengalami ironi-ironi stagnasi, yang dikomoditaskan atas nama kebebasan. Dengung perubahan selalu memberi harapan, tapi mungkin saja tidak bagi sisi. Ia terkadang memiliki dunia sendiri, dengan kamuflasenya yang sangat kreatif, sebuah proses rasional yang seringkali menjebak pada ketidakrasionalan masal, entah karena persepsi, pencitraan, atau bahkan mungkin adu domba khas kolonial. Sisi bukan semata-mata pilihan, karenanya ia harus berpihak pada fitrah keberpihakan keadilan. Subjektif, tapi jusru itulah arti kemanusiaan bisa berwujud, dan karenanya bisa dipahami. Sisi adalah tujuan pilihan yang semoga saja rasional. Sisi lain katanya selalu ada, meski hanya satu sisi yang diakui kebenaran. Tapi bukankah tak ada kebenaran yang abadi?? Sisi terkadang berkonfrontasi dengan waktu, dengan kultur, dan pada akhirnya menjadi sejarah yang hanya dibaca dibuku pelajaran dan bisa jadi hanya pajangan. Memahami sisi bukan hanya bermimpi, tapi lebih dari itu, menjadi nyata untuk membawanya pada realitas yang sesungguhnya, begitulah mungkin produksi sisi bermula. Ia menjadi lemah karena tidak menarik, menjadi lemah karena represif penguasa, atau bahkan menjadi lemah hanya gara-gara hasutan tak berdasar. Tapi sisi tetap sisi, selalu menarik untuk disetubuhi, hingga akhirnya kita sadar, ekstrimism adalah suatu keniscayaan.

0 komentar:

Posting Komentar